cover
Contact Name
Rifky Serva Tuju
Contact Email
servatuyu00@gmail.com
Phone
+6282216985878
Journal Mail Official
sttetmpb@gmail.com
Editorial Address
STT Erikson-Tritt Jalan Trikora Sowi 3 Manokwari, Papua Barat
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya
ISSN : -     EISSN : 27453766     DOI : https://doi.org/10.53827/lz
LOGON ZOES merupakan wadah publikasi hasil penelitian di bidang teologi, sosial dan budaya bagi pengembangan kekristenan di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi Erikson Trit, Manokwari dan institusi lain yang ingin berkontribusi dengan bidang kajian yang serupa. LOGON ZOES diterbitkan dan dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tirtt Manokwari dengan Focus dan Scope pada bidang: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Praktikal, Teologi dan Sosial, Budaya dan Kearifan Lokal.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018" : 7 Documents clear
PENINGKATAN KUALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM PAK SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MORALITAS BAGI PELAJAR Ribka Baransano
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.987 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.12

Abstract

Pada zaman modernisasi ini maka terlihat banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan agama sangatlah penting untuk diajarkan di sekolah dengan tujuan untuk menolong moralitas para siswa yang semakin lama semakin jauh dari kebenaran Allah. Untuk itu pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui (Learning to know), belajar melakukan (Learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (Learning to be), dan hal ini harus dikembangkan dalam pembangunan manusia pada masa kini dan masa yang akan dating. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan kompetensi adalah Kurikulum sebagai alat pendidikan. Dalam hal ini kurikulum diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi erhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan berhasil guna. 
PEMAHAMAN KHUSUS TERHADAP PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN GURU KRISTEN Herman Krey
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.466 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.8

Abstract

Dunia pendidikan memerlukan guru profesional. Pendidikan Kristen memerlukan Guru Kristen yang profesional. Dalam kamus Webster memberikan defenisi  mengenai profesi yakni: Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Kata Profesional, sendiri  mengandung makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan “profesional” ini telah mendapat pengakuan, baik secara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau organisasi profesi. Sedangkan secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi. Dengan demikian, profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang profesional. ” Kedua, penampilan dari seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non-profesional” dan “amatir.” Profesional adalah seseorang yang melakukan suatu (kegiatan, aktivitas, usaha, pekerjaan) yang dilakukan untuk mendapatkan (nafkah, kesenangan) atau memberi (konstribusi) dengan mengandalkan (keahlian, keterampilan, kemahiran) yang tinggi dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Ditambahkan juga bahwa orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan sesuai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Guru profesional adalah seorang guru yang melakukan kegiatan, aktivitas dan pekerjaannya dengan mengandalkan keahlian, ketrampilan, kemahiran dengan komitmen yang tinggi. Guru Kristen yang profesional adalah guru Kristen yang bercermin dan belajar dari Yesus Kristus sebagai guru agung yang sudah tentu Ia adalah guru profesional. Kepemimpinan guru Kristen dikerjakan oleh guru Kristen yang profesional yang berarti bahwa pekerjaan guru secara profesional berarti juga melakukan kepemimpinan dalam pekerjaan tersebut. 
DILEMA PELAKU PERKAWINAN LEVIRAT Endemina Ivamut
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.391 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.13

Abstract

 Dilema pelaku perkawinan Levirat adalah perkawinan yang di lakukan oleh saudara-saudara atau kerabat yang masih memiliki ikatan hubungan kekeluargaan, yang dilakukan dengan tujuan menegahkan nama orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan. Tetapi yang sering terjadi adalah pihak yang diharuskan melakukam perkawinan ipar ini menolak karena tidak ingin merusak hak-haknya. Itulah sebabnya dasar dari perkawinan Levirat ini adalah KASIH. Didalam KASIH tidak ada yang namanya keterpaksaan tetapi kasih itu dilakukan dengan sabar dan sukarela, intinya: dasar dari penebusan adalah kasih.
PENGARUH AJARAN GNOSTIK DALAM KEKRISTENAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF SEJARAH GEREJA Jon Mister R. Damanik
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.505 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.9

Abstract

Ajaran gnostik adalah suatu ajaran yang mengajarkan tentang penyangkalan karya Allah di bumi ini, juga menyangkal karya keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Ajaran gnostik pada yang lahir abad ke 2 berusaha meracuni pemikiran manusia supaya tidak percaya kepada Tuhan dan menyelewengkan kebenaran. Padahal jika ditelusuri bahwa pengajaran gnostik bersumber dari Alkitab tetapi mereka skeptis terhadap kebenaran yang ada dalam Alkitab. Tetapi dalam perjalanannya bahwa ajaran gnostik ini tidaklah bertahan hingga saat ini karena gereja-gereja pada masa itu mengatakan bahwa gnostik itu menyimpang dari ajaran Tuhan. Tidaklah dapat disangkali bahwa jemaat Tuhan berkali-kali mendapatkan tantangan baik dalam fisik seperti penganiayaan maupun dalam pengajaran. Tidaklah menyurutkan kepercayaan mereka kepada Tuhan dapat dikatakan bahwa darah syahid adalah benih gereja itu terbukti bahwa kesetiaan orang-orang Kristen pada masa itu memberikan teladan dan banyak orang menjadi percaya kepada Yesus. Rasul Paulus di hadapan Agripa dalam menyampaikan kesaksiannya dan diakhir kesaksiannya Kisah Para Rasul 26:28 jawab Agripa:”hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi Kristen! Dan Paulus menjawab: Aku berdoa kepada Allah supaya segera atau lama bukan engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini. Suatu perkataan yang indah disaat dalam keadaan yang sulit bahwa nama Yesus selalu dikumandangkan.
PRINSIP-PRINSIP MENDIDIK ANAK USIA 0-12 TAHUN BERDASARKAN ULANGAN 6:1-9 Agustina Dowansiba
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.421 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.14

Abstract

Tumbuh kembang anak ditentukan oleh cara mendidik anak yang tepat, yang dilakukan oleh orang tua maupun guru berdasarkan pertumbuhan usia yang sedang dialaminya. Mendidik memiliki arti yang luas diantaranya proses mengajar, membimbing mengarahakan memberi motivasi atau dorongan, menasehati, mendisiplinkan, menuntun dan memberi petunjuk untuk mencapai suatu tujuan yang memiliki niliai-nilai yaitu tercapainya perubahan sikap dari seseorang yang dididik. Prinsip-prinsip anak usia 0-12 tahun menurut Ulangan 6;1-9 dan implementasi bagai orang tua suku Arfak merupakan topik yang sangat penting untuk dibahas berhubungan dengan cara mendidik anak dalam lingkup suku Arfak. Mendidik anak usia 0-12 tahun menurut ulangan 6:1-9 dipandang sebagai pola pendidikan berdasarkan Alkitab. Oleh karena itu pembahasan ini sangat relevan bagi semua suku, bangsa dan bahasa tidak terkecuali suku Arfak. Begitu banyak keluarga yang tidak harmonis, dimana kasih sanyang ditutupi oleh kemarahan dan kejengkelan. Masih banyak keluarga yang dalam keseharian hidupnya selalu diliputih oleh perselisihan, suasana muram, kekecewaan, timbul percocokan, dan rasa dendam di antara anggota keluarga. Sesungguhnya, kebahagiaan paling besar dan kepuasan paling mendalam serta ketenangan batin paling dalam, semunya berasal dari kehidupan keluarga yang penuh kasih sayan dan harmonis.
URGENSI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA Vonny Ells
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.655 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.10

Abstract

Pendidikan Agama Kristen merupakan satu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada semua orang. Pendidikan Agama Kristen bukan suatu pilihan bagi setiap orang tetapi merupakan suatu hal yang sangat penting karena merupakan mandat yang diberikan oleh Allah kepada manusia dengan tujuan agar manusia dapat mengajarkan mengenai kebenaran Allah secara khusus dalam keluarga. Orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkan kebenaran Allah kepada anak-anak yang merupakan anugerah atau karunia yang diberikan oleh Allah dalam keluarga. Namun sebelum kebenaran Allah diajarkan kepada anak-anaknya maka orang tua yang harus lebih dahulu memahami dan mengaplikasikan kebenaran Allah dalam kehidupan orang tua. Orang Tua harus dapat mendidik anak-anaknya melalui kebenaran firman Allah agar anak-anaknya menjadi anak yang baik dan yang terpenting anak-anaknya dapat mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
KESETARAAN PRIA DAN WANITA (GENDER) MENURUT ALKITAB Yehuda Mandacan
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 2, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.549 KB) | DOI: 10.53827/lz.v2i1.11

Abstract

Masalah gender bukan masalah baru. Masalah perdebatan gender dari para ahli dari waktu ke waktu mewarnai kehidupan manusia menentukan mana yang manusia ciptaan Allah dan mana yang tidak, bukan hanya terdapat antara seluruh makhluk ciptaan Allah tetapi terbawa sampai kepada pribadi manusia baik laki-laki maupun perempuan. Namun Alkitablah yang akan menjadi kunci jawaban bagi setiap pendapat manusia. Sehingga tidak lagi seorang pun mencari jalan untuk menentukan kebenarannya sendiri-sendiri. Sebab Alkitab dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru akan menyatakan kebenaran bahwa baik Laki-laki maupun perempuan adalah setara di hadapan Tuhan sebagai pencipta. Pada pembahasan ini penulis akan melakukan kajian mengenal kesetaraan Gender dalam perspektif Alkitab Pada bab terdahulu penulis telah memaparkan mengenai komunitas masyarakat Arfak secara global yang di dalamnya tercakup mengenai wanita. Adapun tujuan pembahasan dalam bab ini ialah untuk menemukan sebuah landasan biblikal yang merupakan kebenaran hakiki mengenai kesetaraan gender. Namun sebelum melakukan pembahasan secara alkitabiah, penulis akan melakukan kajian singkat berkenaan dengan isu gender yang terus berkembang dewasa ini. Di samping memberikan informasi, pemahaman ini juga guna membandingkan kebenaran yang ada dalam Alkitab. Tentu sebagai orang percaya haruslah mengakui legitimasi Alkitab sebagai otoritas kebenaran tertinggi. Apapun kebenaran yang diajarkan oleh Alkitab haruslah dilakukan secara mutlak sekalipun tembok-tembok budaya sangat menghalangi. Namun perlu dilakukan langkah-langkah dan strategi yang bijak agar tidak melahirkan konfrontasi negatif yang berakhir pada penolakan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7